Well, setelah lebih dari setahun berpacaran dan setelah beberapa kali Panda datang jauh-jauh dari pulau seberang, dan tentunya mengingat bahwa hubungan kami adalah hubungan yang serius dan bertujuan sebagai dua anak manusia yang dewasa (ayeee)...
Finally, dari hasil berdiskusi 2 telinga (karna lewat telpon), kami berencana bahwa sudah saatnya saya main ke kota mas Bimo. Tujuannya adalah untuk bertemu dan berkenalan dengan keluarga dan dunianya.
Tabungan terkumpul, tiket pesawat sudah ditangan. Pokoknya tinggal menunggu hari H.
Excited!
Saya excited banget!
Ini pertama kalinya saya pergi jauh sendirian.
Pertama kalinya saya ke luar Jawa (selain Bali pastinya).
Pertama kalinya saya naik pesawat (*katrooookk - dilarang menertawakan!).
Dan pertama kalinya saya akan bertemu dengan keluarga mas Bimo.
Yippiiiiiieeee...!!!
Tapi tunggu! Saya belum bilang sama Papa-Mama. Saya belum minta ijin.
So, kira-kira hampir seminggu sebelum hari H, saya memberanikan diri untuk minta ijin ke mama saya.
Dan, proposal saya ditolak!
Alasannya dari A sampe Z.
Bahkan saya rasa nggak masuk logika.
Saya gondok berat!
Saya tau mereka cuma khawatir kalo anak gadisnya pergi sendirian ke tempat yang jauh dan untuk yang pertama kalinya.
Tapiiiiii... bukankah proses ini memang dilalui sama semua pasangan?! Bahwa sebelum menginjak ke hubungan yang lebih serius, seorang pria akan mengenalkan kekasihnya ke orang tuanya. Nah yang menjadikan kejadian ini luar biasa buat orang tua saya adalah hanya karena jarak yang demikian jauh melewati lautan.
So, 2 hari saya berlinang air mata. Nangis sesenggukan ditelpon.
Tapi Panda dengan tenangnya bilang, "Kita cari solusinya yaa.."
Well, mama saya memang mengajukan syarat supaya Panda yang menjemput kalo memang saya mau pergi. Dan itupun belum tentu dikasih ijin.
(*Aaaaaarrrggghhhh...!!!!)
Saya stress berat. Hopeless. Saya mulai angkat tangan.
Yang mengejutkan adalah Panda yang nggak nyerah.
"Aku mau jemput kamu," katanya.
Antara terkejut dan takjub dan ternganga.
Gila nih cowok, berani betul. Gentle man! Demi saya, Panda mau bela-belain ke Surabaya cuma buat minta ijin dan jemput saya. Saya tersanjung dan bangga donk donk pastinya.
Dan...
Dan...
Dan akhirnya terjadilah, dengan dag-dig-dug seeerrrr naik ke pesawat, pusing ngeliatin laut sepanjang perjalanan udara, speechless begitu menginjakkan kaki di pulau seberang. Lengkap sudah! Tapi semua terbayar dengan perasaan yang membuncah. Senang sekaliiii!!!
Selanjutnya, tanpa saya tau, ternyata Panda sudah merencanakan acara kumpul keluarga di rumah Mbah untuk memperkenalkan saya dengan keluarga besarnya.
OMG! So sweet. Tapi saya jadi makin nervous!
OMG! So sweet. Tapi saya jadi makin nervous!
Bahkan saya sampe keringet dingin pas turun dari mobil mau masuk ke rumah Mbah.
Dag-dig-dug, dag-dig-dug.
Pas saya masuk, saya disambut sama mbah Tun dengan ramahnya, disusul mbah Nen, Harish (adik bungsu Panda), mbak Tri dan om Bambang, mbak Yani dan mas Ari, trus mbak Ning dan mas Pras, dan Bapak.
Hwaaaa...rameeee!!
Tapi alhamdulillah sambutan mereka luar biasa. Semua baik-baik dan ramah.
Alhamdulillah semua berjalan lancar.
1-4 Juli, 4 hari 3 malam di Balikpapan.
Pas lagi sore-sore main ke pantai bareng Panda, saya sampai pada satu titik. Saya merasa unbelievable saat menoleh ke beberapa hari sebelumnya dimana saya merasa nggak akan mungkin semua ini terjadi.
Bener kata orang yang bilang kalo udah kuasanya Allah, semua pasti terjadi.
Dan kata Panda, "Kalo jodoh, kalo niatnya baik, pasti dikasih jalan."
Allahu akbar :')